Minggu, 10 Juli 2011

SELAMAT BERTUGAS BAPAK KETUM DAN WAKIL KETUM PSSI :) CHAYOO

GARUDA DI DADAKU

Djohar Arifin Husein akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia periode 2011-2015. Mantan Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia serta anggota staf ahli Menteri Pemuda dan Olahraga itu mendapat 61 suara dari 100 peserta yang hadir dalam Kongres Luar Biasa PSSI di Hotel Sunan, Solo, Jawa Tengah, kemarin.

Rival terkuatnya, Agusman Effendi, hanya bisa mendapatkan 38 suara pada pemilihan ketua umum putaran kedua. Seharusnya pada putaran kedua Japto S. Soerjosoemarno ikut dalam persaingan memperebutkan kursi nomor satu PSSI, tapi dia memilih mundur. Dari total suara yang ada, tercatat satu suara tidak sah.

Sebelum kongres digelar, nama Djohar telah disebut-sebut sebagai calon kuat pemimpin PSSI. Dia punya latar belakang sepak bola yang komplet: sebagai pemain, wasit, dan juga pengurus. Djohar tampil sebagai calon alternatif menggantikan posisi George Toisutta, yang tidak mendapat lampu hijau untuk maju dari badan sepak bola dunia, FIFA. Tak mengherankan bila dia juga menerima dukungan dari para pendukung Toisutta dan Arifin Panigoro--yang dikenal dengan Kelompok 78, pemilik suara PSSI.

Mantan pengurus PSSI, Eddie Elison, mengungkapkan nama Djohar dan Farid sebagai pilihan kubu Toisutta-Arifin sudah ditetapkan pada Jumat siang lalu, ketika mereka mengambil markas di dua hotel berbintang di Yogyakarta. "Kalau dukungan solid sesuai dengan rencana, nanti yang menjadi pasangan Djohar adalah Farid Rahman," kata Tondo Widodo, anggota tim sukses Toisutta dan Arifin, seusai pemilihan ketua umum.


Harapan Tondo terbukti karena kemudian dalam pemilihan wakil ketua umum, Farid menang dengan mendapat 51 suara dan mengalahkan Erwin Aksa yang meraih 48 suara dalam putaran kedua.

"Alhamdulillah, reformasi PSSI akhirnya menang. Amin," kata Eddie kemarin.

Bendahara PSSI di era ketua umum sebelumnya, Nurdin Halid, yaitu Achsanul Qosasi, mengaku terkejut perolehan suara Djohar bisa melesat tajam jauh melebihi suara yang dia dapatkan pada putaran pertama. "Pak Djohar ini adalah calon yang tidak diunggulkan, tapi detik-detik terakhir Pak Djohar ini luar biasa, saya kaget. Selamat," kata Achsanul.

Menurut politikus dari Partai Demokrat itu, suara untuk Djohar menguat mulai Sabtu, pukul 04.00 WIB. Suara dukungan yang awalnya ditujukan untuknya tiba-tiba berpindah ke Djohar. "Saya tidak ada daya-upaya untuk mencegah itu. Pukul 4 pagi itu saya waktunya tidur," kata Achsanul, yang hanya mendapat dua suara pada putaran pertama dan gagal maju ke putaran kedua.

Agusman juga mengucapkan selamat kepada Djohar. Calon ketua yang disebut-sebut sebagai sosok dari status quo tersebut tidak kecewa atas kegagalannya. "Ini namanya olahraga, harus berpikir positif. Kita berharap dia (Djohar) bisa melakukan terobosan sesuai dengan visi dan misi yang pernah ia utarakan," kata pejabat Ketua Umum PSSI 2004-2007 itu.

Kemenangan kubu 78 kian lengkap setelah mereka memborong kemenangan pada pemilihan sembilan anggota Komite Eksekutif PSSI. Salah seorang pentolan Kelompok 78, Saleh Ismail Mukadar, meminta Djohar tidak menzalimi Liga Super Indonesia ataupun Divisi Utama Liga Indonesia. "Karena ketua umumnya berasal dari LPI (Liga Primer Indonesia), jangan terus LPI dianakemaskan," ujar Komisaris Utama Persebaya 1927 itu.

l RINA WIDIASTUTI | UKKY PRIMARTANTYO | PRASETYO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar